TOKOH PSHT
1.R.M.
SOETOMO MANGKOEDJOJO
Beliau
adalah murid dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo ( Pendiri PSHT ). R.M. Soetomo
Mangkoedjojo adalah seorang Pendekar Tingkat III , R.M. Soetomo Mangkoedjojo
disyahkan menjadi pendekar tingkat I pada tahun 1928. Berikut murid – murid Ki
Hadjar Hardjo Oetomo yang disyahkan pada tahun 1928 adalah sebagai berikut :
-
Bapak Soetomo Mangkoedjojo ( Madiun )
- Bapak Hardjosajano alias Hardjo Girin ( Kepatihan Madiun )
- Bapak Moch Irsad ( Madiun )
- Dewan pengesah : Ki Hadjar Hardjo Oetomo
- Pelaksanaan Pengesahan : Di kediaman Ki Hadjar Hardjo Oetomo, Desa Pilangbango Madiun.
- Bapak Hardjosajano alias Hardjo Girin ( Kepatihan Madiun )
- Bapak Moch Irsad ( Madiun )
- Dewan pengesah : Ki Hadjar Hardjo Oetomo
- Pelaksanaan Pengesahan : Di kediaman Ki Hadjar Hardjo Oetomo, Desa Pilangbango Madiun.
Kemudian
pada tahun 1936 R.M. Soetomo Mangkoedjojo mendirikan Persaudaraan Setia Hati
Terate Cabang Ponorogo, dan pengesahan pertama dilakukan pada tahun 1938 yang
mengesahkan sebanyak 4 orang.
Pada
tahun 1948 beberapa murid Ki Hadjar Harjo Oetomo antara lain Soetomo
Mangkoedjojo, Darsono, Suprodjo, Hardjo Giring, Gunawan, Hadisubroto, Hardjo
Wagiran, Letnan CPM Sunardi, Sumadji al. Atmadji, Badini, Irsad dan kawan –
kawan mempunyai prakasa untuk mengadakan konfrensi di tempat kediaman Ki Hadjar
Harjo Oetomo . Tujuan diadakan konfrensi tersebut adalah untuk merubah /
mengganti sifat Perguruan menjadi Organisasi Setia Hati Terate yang mempunyai
Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Setelah Organisasi Persaudaraan Setia
Hati Terate dikukuhkan menjadi suatu organisasi maka di pilihlah R.M. Soetomo
Mangkoedjojo sebagai ketua dan Bapak Darsono sebagai wakil ketua.
Kemudian pada tahun 1953 karena pekerjan beliau dipindah tugaskan ke Surabaya selanjutnya Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate diserah terimakan kepada bapak Irsad.
Pada tahun 1958 R.M. Soetomo Mangkoedjojo mengesahkan Sdr. R.M Imam Kussupangat, Sdr. Kuswanto. BA dan Sdr. Harsanto. SH menjadi warga tingkat I, pengesahan dilakukan di Oro – Oro Ombo Madiun di rumah Bapak Santoso.
Kemudian pada tahun 1953 karena pekerjan beliau dipindah tugaskan ke Surabaya selanjutnya Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate diserah terimakan kepada bapak Irsad.
Pada tahun 1958 R.M. Soetomo Mangkoedjojo mengesahkan Sdr. R.M Imam Kussupangat, Sdr. Kuswanto. BA dan Sdr. Harsanto. SH menjadi warga tingkat I, pengesahan dilakukan di Oro – Oro Ombo Madiun di rumah Bapak Santoso.
Pada
tahun 1963 R.M. Soetomo Mangkoedjojo melatih langsung Sdr. R.M Imam Kussupangat
tingkat II. Dan pada tahun 1964 Sdr. R.M Imam Kussupangat disyahkan menjadi
warga tingkat II, pengesahan dilaksanakan di Jl. Diponegoro 45 Madiun oleh R.M.
Soetomo Mangkoedjojo sebagai Dewan Pengesah.
Pada
tahun 1966 Sdr. R.M Imam Kussupangat mulai menjalani latihan tingkat III karena
dianggap berhak untuk menerima ilmu Setia Hati tingkat III oleh R.M. Soetomo
Mangkoedjojo. Dimana ilmu tersebut berdasarkan “Wahyu” dari Tuhan Yang Maha
Kuasa. Semenjak itu Sdr. R.M Imam Kussupangat dimulai latihan tingkat III
dilatih dan disyahkan oleh R.M. Soetomo Mangkoedjojo ( sebagai Ketua Dewan
Pusat dan Dewan Pengesah ). Maka dari itu Sdr. R.M Imam Kussupangat tidak lepas
sedikitpun peranan dan bimbingan dari R.M. Soetomo Mangkoedjojo sebagai pelatih
atau disebut sebagai guru dalam pendidikan tingkat II maupun tingkat III
Tahun
1974 diselenggarakan Musyawarah Besar ( MUBES ) I Persaudaraan Setia Hati
Terate dengan kesepakatan mengangkat R.M. Soetomo Mangkoedjojo sebagai Ketua
Dewan Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate dan R.M. Imam Kussupangat sebagai
Ketua Umum Pusat.
Pada
tanggal 14 Desember 1975 R.M. Soetomo Mangkoedjojo wafat dan dimakamkan di
Makam Cangkring Madiun.
Berikut adalah kedudukan yang pernah dipegang oleh R.M. Soetomo Mangkoedjojo dalam organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate
Berikut adalah kedudukan yang pernah dipegang oleh R.M. Soetomo Mangkoedjojo dalam organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate
-
Tahun 1948 adalah Ketua Umum Pusat yang pertama Persaudaraan Setia Hati Terate
( dari “ perguruan “ menjadi “ organisasi “ )
- Tahun 1956 Ketua Umum Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate,
- Tahun 1964 Ketua Umum Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate
- Tahun 1974 Ketua Dewan Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate
- Tahun 1956 Ketua Umum Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate,
- Tahun 1964 Ketua Umum Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate
- Tahun 1974 Ketua Dewan Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate
Demikian
sedikit perjalanan hidup tentang R.M. Soetomo Mangkoedjojo, mudah – mudahan
dengan sedikit catatan ini bisa membantu untuk tambahnya pengertian dan
pengetahuan kita semua agar wawasan sejarah berdirinya Persaudaraan Setia Hati
Terate sampai dengan perkembangannya dapat kita ikuti dan ketahui bersama
secara tepat dan benar.
2.RM.IMAM
KOESDOPANGAT
Sebelum
melihat jauh kedepan mengenai perkembangan Persaudaraan Setia Hati Terate
sekarang ini, kita ingatkan julukan : “PENDHITA WESI KUNING”. Siapa kah Pendhita
Wesi Kuning itu? Ia dikenal seorang yang berdedikasi tinggi, dalam kamus
hidupnya tidak ada kata menyerah dalam menghadapi tantangan. Pola hidupnya
sederhana meskipun ia sendiri dilahirkan dari keluarga yang bermartabat,
penerus trah kusumah rembesing madu amaratapa wijiling handanawarih. Kiatnya
“Sepiro gedhening Sengsoro Yen Tinompo Amung dadi Cobo” dan kiat itu
dihayatinya dijabarkan dalam lakunya sampai akhir hayatnya.
Ia
teguh dalam pendiriannya yakni mengabdi pada sesama maka orang-orangpun memberi
julukan “PENDHITA WESI KUNING” (konon julukan ini mengacu pada warna wesi
kuning sebagai senjata kedewataan yang melambangkan ketegaran, kesaktian,
kewibawaan sekaligus keluhuran). Ketika ia di tanya, siapakah orang yang paling
dicintainya di dunia ini ?. ia akan menjawab dengan tegas “IBU “. Dan ketika ia
di tanya organisasi apakah yang paling ia cintai selama di dunia ini ?. maka ia
pun akan mengatakan PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE.
Dua
jawabpan di atas, pertanyaan yang mengacu pada kedalaman rasa itu, telah di
buktikan tidak hanya ucapan belaka tetapi dengan kerja nyata. Hampir sepanjang
hidupnya waktu, tenaga, pikiran dan jiwanya dipersembahkan demi baktinya kepada
keduanya itu. Yakni ibu, seorang yang telah berjasa atas keberadaan di dunia
ini, dan persaudaraan setia hati terate sebuah organisasi tempat menemukan jati
diri, sekaligus ajang darma baktinya dalam rangka mengabdi kepada sesama.
Dialah RADEN MAS IMAM KOESOEPANGAT. Putra ketiga dari pendawa lima. Yang lahir
dari garba : Raden Ayu Koesmiyatoen dengan RM AMBAR KOESSENSI. Bertepatan pada
hari jum`at pahig tanggal 18 november 1938, di Madiun kakek beliau (Kanjeng
Pangeran Ronggo Ario Koesnoningrat) adalah bupati Madiun VI dan neneknya
(Djuwito) atau (RA Pangeran Ronggo Ario Koesnoningrat), merupakan figur yang di
segani pada saat itu.
Menurut
keterangan dari pihak keluarganya, trah Kanjeng Pangeran Ronggo Ario
Koesodiningrat selain di kenal sebagai penerus darah biru juga dikenal sebagai
bangsawan yang suka bertapa brata satu laku untuk mencari hakikat hidup dengan
jalan meninggalkan larangan-larangan Tuhan Yang Maha Esa serta membentengi diri
dari pengaruh keduniawian. Bakat alam yang mengalir dalam darah kakeknya ini ,
di kemudian hari menitis ke dalam jiwa RM IMAM KOESOEPANGAT. Dan mengantarkan
menjadi seorang Pendekar yang punya Kharisma dan di segani sampai ia sendiri di
juluki. “Pandhita Wesi Kuning”.
Masa
Kecil
Masa
kecil RM IMAM KOESOEPANGAT di lalui dengan penuh suka dan duka, ia seperti hal
nya saudara-saudara kandungnya (RM Imam Koesoenarto dan RM Imam
Koesenomihardjo, dan RM Koesenomihardjo kakak serta RM Imam Koeskartono dan RM
Abdullah Koesnowidjodjo,adik) hidup dalam asuhan kedua orang tuanya, menempati
tempat tinggal kakeknya di lingkungan kabupaten Madiun . (menurut sumber terate)
semasa kecilnya, RM Imam Koesoepangat belum menunjukan kelebihan yang cukup
berararti. Di sekolahnya (SD latihan duru satu : sekarang SDN Indrakila Madiun)
ia bukan tergolong siswa yang paling menonjol, salah satu nilai lebih yang di
miliknya barangkali hanya karena keberanianya. Selain ia sendiri sejak kecil
sudah di kenal sebagai bocah yang jujur dan suka membela serta suka menolong
teman-teman sepermainanya.
Ketika
berumur 13 tahun, semasa ia haus damba kasih dari ayahanda nasib berbicara lain
RM Ambar Koesensi (ayahanda tercinta) di panggil ke Hadirat Tuhan yang maha
Esa, tepatnya pada tanggal 15 maret 1951 , sewaktu ia masih duduk di kelas 5
SDN. RM Imam Koesoepangat kecilpun seperti tercerabut dari dunia kana-kanaknya,
sepeninggalnya orang yang di cintainya itu sempat menggetarkan jiwanya. Namun
kematian tetap kematian tidak seorangpun mampu menolak kehadiranya. Begitu juga
yang terjadi pada RM Ambar Koesensie.
Hari-hari
berikutnya RM Imam Koeseopangat diasuh langsung oleh ibunda RA Koesmiatoen Ambar
Koesmiatoen. Di waktu-waktu senggang ibunda sering kali mendongeng tentang
pahlawan-pahlawan yang dikenalnya dan tidak lupa memberi petuah hidup. Berawal
dari tatakrama pergaulan, tatakrama menembah (bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa) sampai merambah pada pengertian budi luhur dan mesubrata.
Masuk
Persaudaraan Setia Hati Terate
Benih
luhur yang di tanamkan ibundanya itu lambat laun ternyata mampu mengendap dan
mengakar di dalam jiwa RM Imam Soepangat, ia lebih akrab dengan panggilan
“ARIO” perhatianya terhadap nilai-nilai budi luhur kian mekar bagai bak terate
di tengah telaga. Semenjak kecil sudah menyukai laku tirakat, seperti puasa dll
sejalan dengan itu sikapnya mulai berubah ia mulai bisa membawa diri
menempatkan perasaan serta menyadari keberadaannya. Gambaran seorang Ario
kecil, sebagai bocah ingusan, sedikit demi sedikit mulai di tinggalkannya.
Rasa
keingintahuan terhadap berbagai pengetahuan terutama ilmu kanuragan dan
kebatinan yang menjadi idaman semenjak kecil kian hari semakin membakar semangatnya.
Melecut jiwanya untuk segera menemukan jawabanya, barang kali terdorong oleh
rasa keingintahuanya itulah ketika umurnya bejalan enam belas tahun RM Imam
Koeseopangat mulai mewujudkan impianya. Di sela-sela kesibukanya sebagai siswa
di SMP 2 Madiun, ia mulai belajar pencak silat di bawah panji-panji
Persaudaraan Setia Hati terate. Kebetulan yang melatih saat itu adalah mas
IRSAD (murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo) selang lima tahun kemudian 1959 setelah
tamat dari SMA Nasional Madiun ia berhasil menyelesaikan Pelajaran di
Persaudaraan Setia Hati Terate dan berhak menyandang gelar pendekar tingkat
satu.
3.TARMADJI
BOEDI HARSONO
Hidup
tak ubahnya seperti air. Bergerak mengalir dari hulu, berproses, menuju muara.
Begitupun perjalanan hidup H.Tarmadji Boedi Harsono, S.E. Siswa kinasih R.M.
Imam Koesoepangat (peletak dasar reformasi ajaran Persaudaraan Setia Hati
Terate ) ini, layaknya sebagai manusia lumrah telah berproses melewati
perjalanan waktu liku-liku dalamnya. Atas proses serta bimbingan langsung dari
RM. Imam Koesoepangat itu pulalah, akhirnya akhirnya mencapai puncak tataran
ilmu Setia Hati dan dan dipercaya menjadi Ketua Umum Pusat empat periode
berturut-turut sejak, sejak tahun 1981 hingga tahun 2000. H.Tarmadji Boedi
Harsono, S.E, lahir di Madiun, Februari 1946. Ia merupakan anak sulung dari
enam bersaudara, dari keluarga sederhana dengan tingkat perekonomian pas-pasan.
Ayahnya, Suratman, hanyalah seorang pegawai di Departemen Transmigrasi,
sedangkan ibunya, Hj. Tunik hanya sebagai ibu rumah tangga. Dari latar belakang
keluarga ini, dia pun melewati masa kecil penuh kesederhanaan. Namun ketika
Tarmadji Boedi Harsono beranjak dewasa, kekurangan ini justru melahirkan
semangat juang tinggi dalam merubah nasib, hingga dia berhasil menjadi seorang
tokoh cukup diperhitungkan. Sosok tokoh yang tidak saja diperhitungkan di sisi
harkat dan martabatnya, akan tetapi juga berhasil menyeruak kepermukaan dan
mampu mengenyam kehidupan cukup layak dan wajar.
Masa
kecil H.Tarmadji Boedi Harsono,S.E, sendiri berjalan biasa-biasa saja, laiknya
seorang bocah. Di kalangan teman sepermainannnya, dia dikenal sebagai anak
pemberani dan nakal. Bahkan sejak duduk di bangku kelas 3 SD Panggung Madiun,
Tarmadi (demikian dia punya nama kecil) sudah berani berkelahi di luar.
Kenakalannnya berlanjut hingga ia masuk SMP. Bahkan ketika duduk di SMU I
Madiun, ia pernah diancam akan dikeluarkan dari sekolah jika tetap senang
berkelahi.
Yang
agak berbeda dibanding teman seusia adalah, kesukaan dia bermain dengan teman
yang usianya jauh lebih tua. Barangkali karena kesukaannya ini, kelak
menjadikan cara berpikir Tarmadji Boedi Harsono cepat kelihatan dewasa.
Masuk
Persaudaraan Setia Hati Terate
Tarmadji
Boedi Harsono mulai tertarik pada olah kanuragan (beladiri), saat berusia 12
tahun. Ceritanya, saat itu, tahun 1958, di halaman Rumah Dinas Walikota Madiun
digelar pertandingan seni beladiri pencak silat (sekarang pemainan ganda). Satu
tradisi tahunan yang selalu diadakan untuk menyambut hari proklamasi
kemerdekaan. Tarmadji kecil sempat kagum pada permainan para pendekar yang
tanpil di panggung. Terutama R.M Imam Koesoepangat, yang tampil saat itu dan
keluar sebagai juara.
Sepulang
melihat gelar permainan seni bela diri beladiri pencat silat itu, benaknya
dipenuhi obsesi keperkasaan para pendekar yang tampil di gelangggang. Ia
bermimipi dalam cita rasa dan kekaguman jiwa kanak-kanak. Cita rasa dan
kekaguman itu, menyulut keinginan dia belajar pencak agar agar menjadi pendekar
perkasa. Sosok pendekar sakti sekaligus juara, persis seperti yang tergambar
dalam benaknya.
Kebetulan
tidak jauh dari rumahnya, tepatnya di Paviliun Kabupaten Madiun (rumah keluarga
R.M. Koesoepangat, terletak bersebelahan dengan Pendopo Kabupaten Madiun) ada
latihan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate. Pelatihnya adalah R.M.
Imam Koesoepangat. Selang sepekan sejak menonton permainan seni pencak silat di
halaman Rumah Dinas Walikota itu, Tarmadji Boedi Harsono memberanikan diri
menemui R.M Imam Koesoepangat, meminta agar diperbolehkan ikut latihan ikut latihan.
Namun, permintaan itu ditolak dengan alasan usianya masih terlalu muda.
Saat
itu, ada tata tertib, yang boleh mengikuti latihan Persausaraan Setia Hati
Terate adalah anak dengan usia 17 tahun ke atas (sudah dewasa). Atau anak yang
sudah duduk di bangku SLTA . Ia baru diperbolehkan ikut latihan pada tahun
berikutnya, yakni tahun 1959. Kebetulan adik mas Imam, R.M. Abdullah
Koesnowidjojo (mas gegot), juga ngotot ingin ikut latihan. Untuk menemani,
Tarmadji, akhirnya diperbolehkan ikut latihan, dengan syarat, harus menempati
baris paling belakang, bersama-sama dengan Mas Gegot.
Kesempatan
pertama yang diberikan padanya, benar, tak disia-siakan. Hari-hari setelah
diizinkan ikut latihan, boleh dibilang, dipenuhi gerak dan langkah Persaudaraan
Setia Hati Terate. Apalagi jadwal latihan saat itu belum terformat seperti
sekarang ini. Kadang siang hari, sepulang R.M. Imam Koesoepangat dari
pekerjaannya. Tidak jarang, ia berlatih di malam hari hingga waktu fajar. Satu
hal yang cukup mendukung proses latihaimya adalah kedekatan tempat tinggalnya
dengan Pavilium. Ini karena rumah keluarga Tarmadji hanya terpaut sekitar 200
meter arah barat dari Paviliun. Terlebih, R.M. Abdullah Koesnowidjojo sendiri
merupakan teman akrabnya. Hampir setiap hari, ia bermain di Pavilium dan setiap
pukul 13.00 WIB, ia dan R.M. Abdullah Koesnowidjojo, telah menunggu kepulangan
Mas Imam (panggilan akrab R.M. Imam Koesoepangat) di beranda Pavilium. Begitu
melihat Mas Imam pulang, ia langsung menyalaminya dan bersabar menunggu sang
pelatih makan siang. Kadang harus bersabar pula menunggu cukup lama, karena Mas
Imam perlu istirahat selepas kerja.
Berhari-hari,
berbulan bahkan bertahun, ketekunan dan kesabaran serupa itu dilakukannya.
Obsesinya hanya satu, ia ingin menjadi pendekar Persaudaraan Setia Hati Terate.
Seorang pendekar yang tidak saja menguasai ilmu beladiri, tapi juga mengerti
hakikat kehidupan. la ingin tampil menjadi sosok manusia seutuhnya. Manusia
yang cukup diperhitungkan, menjadi teladan bagi sesama. Dan,jalan itu kini
mulai terbuka. Tarmadji Boedi Harsono tidak ingin menyia-nyiakannya
Ketekunan
dan kemauan kerasnya itu, menjadikan R.M. Imam Koesoepangat menaruh perhatian
penuh padanya. Perhatian itu ditunjukkan dengan seringnya dia diajak
mendampingi beliau melakukan tirakatan ke berbagai tempat, kendati saat itu
masih siswa dan belum disyahkan.
Dari
Paviliun ini, Tarmadji Boedi Harsono kecil, selain belajar pencak silat, juga
mulai menyerap ajaran tatakrama pergaulan dalam lingkup kaum ningrat. Satu
tatanan pergaulan kelompok bangsawan trah kadipaten pada zamannya. Pergaulannya
dengan R.M. Imam Koesoepangat ini, membuka cakrawala baru baginya. Tarmadji
yang lahir dan berangkat dari keluarga awam, sedikit demi sedikit mulai belajar
tatakrama rutinitas hidup kaum bangsawan. Dari tatakrama bertegur sapa dengan
orang yang usianya lebih tua, bertamu, makan, minum. hingga ke hal-hal yang
berbau ritual, misalnya olahrasa (latihan mempertajam daya cipta) atau laku
tirakat. Dalam istilah lebih ritual lagi, sering disebut sebagai tapa brata, di
samping tetap tekun belajar olah kanuragan.
Salah
satu pesan yang selalu ditekankan R.M. Imam Koesoepangat setiap kali mengajak
dia melakukan tirakatan adalah; “Jika kamu ingin hidup bahagia, kamu harus
rajin melakukan tirakat. Disiplin mengendalikan dirimu sendiri dan jangan hanya
mengejar kesenangan hidup. Nek sing mokgoleki senenge, bakal ketemu sengsarana.
Kosokbaline, nek sing mokgoleki sengsarane, bakal ketemu senenge (Jika kamu
hanya mengejar kesenangan kamu akan terjerumus ke lembah kesengsaraan.
Sebaliknya jika kamu rajin berlatih, mengendalikan hawa nafsu tirakatan, kelak
kamu akan menemukan kebahagiaan). Ingat, Sepira gedhening sengsara, yen tinampa
amung dadi coba (Seberat apa pun kesengsaraan yang kamu jalani, jika diterima
dengan lapang dada, akan membuahkan hikmah).
Berangkat
dari Pavilum ini pula, dia mulai mengenal tokoh Persaudaraan Setia Hati Terate,
seperti Soetomo Mangkoedjojo, Badini, Salyo (Yogyakarta). Murtadji (Solo),
Sudardjo (Porong) dan Harsono (putra Ki HadjarHardjo Oetomo -pendiri PSHT),
Koentjoro, Margono, Drs. Isayo (ketiganya tinggal di Surabaya, serta Niti
(Malang). Di samping mulai akrab dengan sesama siswa Persaudaraan Setia Hati
Terate. Di antaranya, Soedibjo (sekarang tinggal di Palembang), Sumarsono
(Madiun), Bambang Tunggul Wulung (putra Soetomo Mangkoedjojo, kini tinggal di
Semarang), Sudiro (alm), Sudarso (alm), Bibit Soekadi (alm) dan R.M. Abdullah
Koesnowidjojo (alm).
Suatu
malam, tepatnya sepekan sebelum dia disyahkan, Soetomo Mangkoedjojo datang ke
rumahnya. Padahal saat itu malam sudah larut dan ia sendiri mulai beranjak tidur.
Mendengar suara ketukan di pintu, ia pun bangkit, membukakan pintu. la sempat
kaget saat mengetahui yang datang adalah tokoh Persaudaraan Setia Hati Terate.
Namun ketika dipersilakan masuk, Soetomo Mangkoedjojo menolaknya dan hanya
berpesan,” Dik, persaudaraan nang SH Terate, nek ana sedulure teko, mbuh iku
awan apa bengi, bukakno lawang sing amba. Mengko awakmu bakal entuk hikmahe, ”
(Dik, Persaudaraan di Setia Hati Terate itu, jika ada saudara datang, entah itu
siang atau malam, bukakan pintu lebar-lebar. Nanti, engkau bakal mendapatkan
hikmah.)”
Pesan
dari tokoh peletak dasar organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate itu, hingga
di hari tuanya,seolah-olah terus terngiang dalam benaknnya. Pesan itu pulalah
yang menjadikan dirinya setiap saat selalu bersedia membukakan pintu bagi warga
Persaudaraan Setia Hati Terate yang bertandang ke rumahnya di Jl. MT. Haryono
80 Madiun, hingga saat ini.
Setelah
berlatih selama lima tahun, yakni pada tahun 1963, Tarmadji Boedi Harsono
disyahkan menjadi Pendekar Persaudaraan Setia Hati Terate Tingkat I,
bersama-sama Soediro,Soedarso, Bibit Soekadi, Soemarsono, Soedibjo, Bambang
Tunggul Wulung dan R.M Abdullah Koesnowidjojo.
Turun
ke Gelangang
Keberhasilan
Tarmadji Boedi Harsono meraih gelar Pendekar Tingkat I, tidak menjadikan
dirinya besar kepala. la justru menerima anugerah tersebut dengan rasa syukur
dan tetap tawakal. la berprinsip, keberhasilan itu barulah awal dari
perjalanannya di dunia ilmu kanuragan. Masih banyak hal yang harus
dipelajarinya. Dan, itu hanya bisa dilakukan jika ia tetap tekun berlatih dan
belajar. Pilihannya sudah bulat. Maknanya, ia pun harus mampu melanjutkan
perjalanan hingga ke titik akhir.
Pada
tahun 1961, Tarmadji mulai masuk ke gelanggang pendulangan medali pencak silat
dan berhasil meraih juara I dalam permainan ganda tingkat kanak-kanak se Jawa
Timur, berpasangan dengan Abdullah Koesnowidjojo. Sukses itu, diulang lagi
tahun 1963. Di tahun yang sama, sebenamya Tarmadji berkeinginan turun ke
pertandingan adu bebas di Madiun, akan tetapi Mas Imam melarang. la sempat
menangis karena dilarang ikut bertanding. Tahun 1966, pasangan Tarmadji dan RB.
Wijono kembali ikut kejuaraan yang sama di Jatim. Namun ia sombong sebelum
bertanding. Meremehkan lawan. Akibatnya, gagal mempertahankan juara dan hanya
berhasil merebut juara II. Kesombongan berbuah kehancuran. Kegagalan
mempertahankan gelar ini, menjadikan dirinya malu berat dan tidak mau mengambil
tropi kejuaraan.
Kasus
serupa terulang lagi pada tahun 1968, saat mengikuti kejuaraan di Jember.
Padahal sebelum berangkat Mas Imam sudah memperingatkan agar ia tidak usah ikut
karena kurang persiapan. Namun Tarmadji nekat berangkat. Dan, hasilnya adalah
kekalahan yang menyedihkan, karena hanya berhasil menjadi Juara harapan.
Kegagalan
demi kegagalan mempertahankan gelar juara, menjadikan Tarmadji sadar bahwa
sombong dan meremehkan lawan hanya akan menuai kekalahan. Untuk itu ia musti
berlatih lagi. Pempersiapkan diri sebelum bertanding. Hasilnya, ia kembali
mampu merebut juara I di Pra PON VII, Surabaya. Di PON VII, ia meraih juara
III.
Pengalaman
bertanding di gelanggang ini merupakan bekal Tarmadji melatih altet pada
tahun-tahun tujuh puluhan. Bahkan pada tahun 1978, ia memberanikan diri
menerjunkan altet ke gelanggang pertandingan, kendati Mas Imam, kurang sependapat.
Dalam kurun waktu 1974-1978, Mas Imam sempat mengambil kebijakan tidak
menurunkan atlet ke gelanggang. Namun pada tahun 1978, Tarmadji memberanikan
diri membawa atlet asuhannya ke gelanggang. la pula yang berhasil meyakinkan
Mas Imam, bahwa Persaudaraan Setia Hati Terate masih tetap diperhitungkan di
gelanggang kejuaraan. Terbukti, sejumlah atlet asuhannya, berhasil meraih
medali kejuaraan.
Sementara
itu, di luar ketekunannya memperdalam gerak raga, Tarmadji Boedi Harsono kian
khusyuk dalam memperdalam olah rasa. Hubungan dekatnya dengan R.M Imam
Koesoepangat, memberi kesempatan luas pada dirinya untuk memperdalam Ke-SH-an.
Jika dulu, ketika belum disyahkan menjadi pendekar tingat I, ia hanya diajak
mendampingi Mas Imam saat beliau melakukan tirakatan, sejak disyahkan ia mulai
dibimbing untuk melakukan tirakatan sendiri. Beberapa tatacara dan tatakrama
laku ritual mulai diberikan, di samping bimbingan dalam menghayati jatidiri di
tengah-tengah rutinitas kehidupan ini.
Di
penghujung tahun 1965, setamat Tarmadji Boedi Harsono dari SMA, semangatnya
untuk memperdalam ilmu Setia Hati kian menggebu. Bahkan di luar perintah R.M
Imam Koesoepangat, ia nekat melakukan tirakat puasa 100 hari dan hanya makan
sehari satu kali.waktu matahari tenggelam (Magrib). Ritual ini ditempuh karena
terdorong semangatnya untuk merubah nasib. la ingin bangkit dari kemiskinan. la
tidak ingin berkutat di papan terendah dalam strata kehidupan. la ingin
diperhitungkan.
Genap
70 hari ia berpuasa, R.M Imam Koesoepangat memanggilnya. Malam itu, ia diterima
langsung di ruang dalem paliviun. Padahal biasanya Mas Imam hanya menerimanya
di ruang depan atau pendopo. Setelah menyalaminya, Mas Imam malam itu meminta
agar ia menyelesaikan puasanya. Menurut Mas Imam, jika puasanya itu diteruskan
justru akan berakibat fatal.”Dik Madji bisa gila, kalau puasanya diteruskan.
Laku itu tidak cocok buat Dik Madji,” ujar Mas Imam.
“Di
samping itu,” lanjut Mas Imam,” Dik Madji itu bukan saya dan saya bukan Dik
Madji. Maka, goleko disik sangune urip Dik, lan aja lali golek sangune pati
(carilah bekal hidup lebih dulu dan jangan lupa pula mencari bekal untuk
mati).”
Kemudian
dengan bahasa isyarat (sanepan) Mas Imam memberikan petunjuk tata cara laku
tirakat yang cocok bagi dirinya. “Api itu musuhnya air, Dik,” ujar Mas Imam.
Sanepan itu kemudian diterjemahkan oleh Tarmadji dalam proses perjalanan
hidupnya, hingga suatu ketika ia benar-benar menemukan laku yang sesuai dengan
kepribadiannya. la menyebut, laku tersebut sebagai proses mencari jati diri
atau mengenal diri pribadi. Yakni, ilmu Setia Hati.
Malam
itu juga, atas nasihat dari R.M Imam Koesoepangat, Tarmadji mengakhiri laku
tirakatnya. Pagi berikutnya, ia mulai keluar rumah dan bergaul dengan
lingkungan seperti hari-hari biasanya. Enam bulan berikutnya, ia mulai mencoba
mencari pekerjaan dan diterima sebagai karyawan honorer pada Koperasi TNI AD,
Korem 081 Dhirotsaha Jaya Madiun. Pekerjaan ini dijalaninya hingga tahun 1971.
Pada
tahun 1972, ia berpindah kerja di Kantor Bendahara Madiun, namun hanya bertahan
beberapa bulan dan pindah kerja lagi di PT. Gaper Migas Madiun pada paroh tahun
1973. Setahun kemudian, ia menikah dengan Hj.Siti Ruwiyatun, setelah dirinya
yakin bahwa honor pekerjaannya mampu untuk membina mahligai rumah tangga. (Dari
pemikahannya ini, Tarmadji Boedi Harsono dikaruniai tiga orang putra. Yakni
Dani Primasari Narendrani,S.E, Bagus Rizki Dinarwan dan Arya Bagus Yoga
Satria).
Di
tempat kerja yang baru ini, tampaknya, Tarmadji menemukan kecocokan. Terbukti,
ia bisa bertahan lama. Bahkan pada tahun 1975 ia ditunjukkan untuk menjadi semi
agen minyak tanah dan diberi keleluasaan untuk memasarkan sendiri. Berawal dari
sini, perekonomian keluarganya mulai kokoh. Sedikit demi sedikit ia mulai bisa
menyisihkan penghasilannya, hingga pada tahun 1976 berhasil membeli armada
tangki minyak tanah sendiri. Berkat keuletan dan perjuangan panjang tanpa kenal
menyerah, pada tahun 1987, Termadji Boedi Harsono diangkat menjadi agen resmi
Pertamina. Dalam perkembangannya, ia bahkan berhasil dipercaya untuk membuka
SPBU (Pom Bensin) di Beringin Ngawi. Bahkan di dunia bisnis migas ini, ia
ditunjuk memegang jabatan sebagai Ketua III, DPD V Hiswana Migas dengan wilayah
kerja Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB.
Tampaknya
dunia wirausaha memang tepat baginya. Ini bisa dilihat lewat pengembangan sayap
usahanya, yang tidak hanya berkutat dibidang migas,tapi juga merambah ke dunia
telekomunikasi dengan mendirikan sejumlah Wartel (warung telekomunikasi).
Malahan di bidang ini, ia ditunjuk debagai Ketua APWI (Asosiasi Pengusaha
Wartel Indonesia) untuk daerah Madiun dan sekitamya.
Di
sela-sela kesibukan kerja Tarmadji Boedi Harsono tetap mengembangkan
Persaudaraan Setia Hati Terate. Bahkan, tidak jarang ia rela mengalahkan
kepentingan keluarga dan pekerjaannya demi Persaudaraan Setia Hati Terate.
“Persaudaraan Setia Hati terate adalah darah dagingku. la sudah menjadi bagian
dari hidupku sendiri,” tutumya.
Sementara
itu, kebiasaan nyantrik di kediaman R.M Imam Koesoepangat terus dijalani.
Kepercayaan dan perhatian Mas Imam sendiri setelah ia berhasil menyelesaikan
pelajaran tingkat I, semakin besar. Sampai-sampai kemana pun Mas Imam pergi, ia
selalu diajak mendampinginya. Tahun 1970 ia disyahkan menjadi pendekar
Persaudaraan Setia Hati Terate tingkat II. Tahun 1971, Tarmadji dipercaya
menjadi Ketua Cabang Persaudaraan Setia Hati Terate Madiun. Jabatan tersebut
dijalani hingga tahun 1974.
Latihan
Tingkat III
Pada
suatu siang, sekitar pukul 11.00 WIB, di Tahun 1978, Tarmadji dipanggil R.M
Imam Koesoepangat di rumah Pak Badini. Orang yang diminta memanggil dia adalah
Soebagyo.TA. Tanpa berpikir dua kali, ia berangkat ke Oro-Oro Ombo, tempat
kediaman Pak Badini. Mas Imam mengutarakan niat, akan membuka latihan tingkat
III. Tarmadji sendiri yang dipilih untuk dilatih sekaligus diangkat dan
disyahkan menjadi Pendekar Tingkat III.
“Kula
piyambak,Mas? (Saya sendiri,Mas?)” tanya Tarmadji agak kaget.
“Njih.Dik.
Dik Madji piyambak!, (Ya, Dik. Hanya Dik Tarmadji sendiri!)” jawab Mas Imam.
Mendengar
jawaban itu, Tarmadji dengan santun, menolak. la tidak bersedia disyahkan
menjadi Pendekar Tingkat III jika sendirian. “Kula nyuwun rencang. Mas (Saya
minta teman,Mas), “Tarmadji meminta.
“Nek
Dik Madji nyuwun rencang, sinten? (Kalau Dik Madji minta teman, siapa?)” tanya
Mas Imam.
Tarmadji
saat itu langsung menyebut nama-nama Pendekar Tingat II seangkatan. Namun Mas
Imam menolak dan bersikukuh tetap hanya akan mengangkat Tarmadji sendiri.
Terjadi tarik ulur. Satu sisi Mas Imam bemiat hanya akan mengangkat dia, namun
Tarmadji tetap minta teman.
“Sapa
Dik, kancamu?” tanya Mas Imam. Tarmadji menyebut nama Soediro.
Nama
ini pun semula ditolak. Namun atas desakan dia, akhimya Mas Imam menyetujui
dengan syarat ia harus mau ikut menangung risiko. Dalam pikiran Tarmadji, apa
yang disebut risiko, waktu itu adalah risiko pembiayaan yang terkait dengan
pengadaan persyaratan pengesahan (ubarampe). Karenanya, ia langsung
menyanggupi.
Hari-hari
berikutnya, Tarmadji dan Soediro, mulai berlatih tingkat III. Pelaksanaan
latihan berjalan lancar. Namun pada saat mereka disyahkan, sesuatu yang tidak
diinginkan terjadi. Sesuatu itu, adalah hal yang di luar perhitungan akal
sehat. Sesuatu yang erat kaitannya dengan misteri ghaib. Tarmadji tidak pemah
menduga bahwa misteri itu akan berbuntut panjang. Dan, Wallahu a’lam bi ssawab,
hanya Allah yang Maha Mengerti. Temyata dalam perjalan hidup, Soediro lebih
dulu dipanggil Yang Kuasa.
Peristiwa
itu, sungguh, sangat menggetarkan jiwa Tarmadji. Pedih rasanya. Lebih pedih
lagi, saat ia melihat Mas Imam menangis di samping jenazah saudara
seperguruannya itu. Semoga anrwah beliau diterima di sisi-Nya.
Dipercaya
Memimpin Organisasi
Keberhasilannya
mempelajari ilmu tertinggi di organisasi tercinta ini, menambah dirinya kian
mantap, kokoh dan semakin diperhitungkan.
Cantrik
setia R.M Imam Koesoepangat yang di waktu-waktu sebelumnya selalu tampil di
belakang ini, sejak berhasil menyelesaikan puncak pelajaran di Persaudaraan
Setia Hati Terate, mulai diterima dan diperhitungkan di kalangan tokoh
organisasi tercinta. Sejalan dengan kapasitasnya sebagai Pendekar Tingkat ni,
ia mulai dipercaya tampil ke depan dengan membawa misi organisasi. Tahun 1978
Tarmadji dipilih menjadi Ketua I, mendampingi Badini sebagai Ketua Umum
Persaudaraan Setia Hati Terate. Puncak kepercayaan itu berhasil diraih pada MUBES
Persaudaraan Setia Hati Terate Tahun 1981. Yakni dengan terpilihnya ia menjadi
Ketua Umum Pusat.
Setahun
setelah Tarmadji Boedi Harsono memimpin organisasi, sejumlah terobosan yang
dimungkinkan bisa mendukung pengembangan sayap organisasi diluncurkan.Salah
satu produk kebijakan yang dilahirkan adalah pendirian Yayasan Setia Hati
Terate lewat Akta Notaris Dharma Sanjata Sudagung No. 66/1982. Yayasan Setia
Hati Terate merupakan komitmen organisasi untuk andil memberikan nilai lebih
bagi masyarakat, khususnya di sektor ril. Dalam perkembangannya, di samping
berhasil mendirikan Padepokan Persaudaraan Setia Hati Terate di atas lahan
seluas 12.290 m yang beriokasi di Jl. Merak Nambangan Kidul Kodya Madiun,
yayasan ini juga mendirikan dua lembaga pendidikan formal Sekolah Menengah Umum
(SMU) Kususma Terate dan Sekolah Menengah Industri Pariwisata (SMIP) Kusuma
Terate serta lembaga pendidikan ketrampilan berupa kursus komputer.
Sedangkan
untuk meningkatkan perekonomian warganya, Tarmadji Boedi Harsono meluncurkan
produk kebijakan dalam bentuk koperasi yang kemudian diberi nama Koperasi
Terate Manunggal.
Hingga
saat ini, Yayasan Setia Hati Terate telah memiliki sejumlah aset, antara lain
tanah seluas 12.190 m2 yang di atasnya berdiri sarana dan prasarana phisik seperti:
gedung Pendapa Agung Saba Wiratama, gedung Sekretariat Persaudaraan Setia Hati
Terate, gadung PUSDIKLAT (Sasana Kridangga), gedung pertemuan (Sasana
Parapatan), gedung Training Centre (Sasana Pandadaran), gedung Peristirahatan
(Sasana Amongraga), Kantor Yayasan Setia Hati Terate, gedung SMU dan SMTP
Kusuma Terate, gadung Koperasi Terate Manunggal dan Mushola Sabaqul Khoirot.
Searah
dengan itu, pergaulannya dengan para tokoh Persaudaraan Setia Hati Terate pun
semakin diperluas. Beberapa tokoh berpengaruh di organisasi tercinta didatangi.
Dari para tokoh yang didatangi itu, ia tidak saja mampu memperdalam olah gerak
dan langkah Persaudaraan Setia Hati Terate, tapi juga menerima banyak wejangan
kerokhanian. Bahkan saat Tarmadji Boedi Harsono dipercaya untuk memimpi
Persaudaraan Setia Hati Terate, sejumlah tokoh yang dulu pemah dihubunginya itu
dengan rela menyerahkan buku-buku pakem Ke-SH-an yang mereka tulis sendiri
Wejangan,
baik lisan maupun tulisan, dari para tokoh dan sesepuh ini dikemudian hari dijadikan
bekal dalam memimpin Persaudaraan Setia Hati Terate. Dan terlepas dari segala
kelemahannya, terbukti Tarmadji Boedi Harsono mampu membawa Persaudaraan Setia
Hati Terate menjadi sebuah organisasi yang cukup diperhitungkan tidak saja di
dunia persilatan tapi juga di sektor lainnya.
Sementara
itu, penggarapan di sektor ideal dalam bentuk penyebaran ajaran budi luhur
lewat Persaudaraan Setia Hati Terate tetap menjadi prioritas kebijakan. Dan
hasilnya pun cukup melegakan. Terbukti, sejak tampuk pimpinan organisasi di
pegang oleh Tarmadji Boedi Harsono, Persaudaraan Setia Hati Terate yang semula
hanya berkutat di Pulau Jawa, sejengkal demi sejengkal mulai merambah ke
seluruh pelosok tanah air. Bahkan mengembang lagi hingga ke luar negeri.
Tercatat hingga paroh tahun 2000, Persaudaraan Setia Hati Terate telah memiliki
146 cabang di 16 provinsi di Indonesia, 20 komisariat di perguruan tinggi dan
manca negara dengan jumlah anggota mencapai 1.350.000 orang.
Yang
patut dipertanyakan adalah, misteri apa berpusar dibalik keberhasilan dia
membawa Persaudaraan Setia Hati Terate ke tingkat yang lebih terhormat dan
cukup diperhitungkan. Jawabnya, temyata ada pada tiga titik inti yang jika
ditarik garis lurus akan membentuk misteri segi tiga. Titik pertama berada di
Desa Pilangbango, Madiun (kediaman Ki Hadjar Hardjo Oetomo – titik lahimya
Persaudaraan Setia Hati Terate), titik kedua berada di Pavilium Kabupaten
Madiun (kediaman R.M Imam Koesoepangat – titik perintisan Persaudaraan Setia
Hati Terate) dan titik ketiga berada di Padepokan Persaudaraan Setia Hati
Terate Jl. Merak Nambangan Kidul Kodya Madiun – titik H. Tarmadji Boedi
Harsono,S.E mengembangkan Persaudaraan Setia Hati Terate.
Kiprah
di Luar Persaudaraan Setia Hati Terate
Tampaknya
memang bukan H. Tarmadji Boedi Harsono,S.E, jika ia hanya puas berkutat dengan
prestasi yang dicapai di dalam organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate.
Sebagai bagian dari anggota masyarakat, ia pun terbukti tampil cukup
diperhitungkan. Tokoh yang mendapatkan gelar sarjana ekonomi dari Unmer Madiun
ini juga andil di organisasi masyarakat. Bahkan sempat menduduki sejumlah
jabatan cukup strategis hampir di setiap organisasi yang diikutinya.
Di
sisi lain, kariermya di bidang politik juga cukup matang. Terbukti ia dipercaya
menjadi wakil rakyat Kodya Madiun (anggota DPRD) hingga dua periode. Masing-
masing periode 1987 -1992 dananggotaDPRDKodyaMadiunperiode 1997 – 1999. Puncak
prestasi yang berhasil diraih di bidang politik ini tercipta pada tahun 1998,
di mana H. Tarmadji Boedi Harsono,S.E diberi kepercayaan untuk tampil 1 sebagai
salah seorang Calon Wali Kota Madiun
Sementara
itu, menyadari dirinya adalah seorang muslim, pada tahun 1995 ia bersama istri
tercinta, Siti Ruwiatun berangkat ke tanah suci Mekah Al Mukaromah menjadi tamu
Allah, menunaikan rukun Islam yang kelima, yakni ibadah haji. Ibadah ini
kembali diulang pada tahun 2000. Sepulang menjalankan ibadah haji, ia dipercaya
memimpin IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Kodya Madiun
DASAR
PSHT
Persaudaraan Setia Hati Terate
1. PERSAUDARAAN Persaudaraan mempunyai arti Persahabatan yang sangat karib seperti layaknya saudara,pertalian persahabatan layaknya pertalian saudara. Di Organisasi PSHT; bila ada anak/orang dewasa mengikuti latihan (mendapatkan ajaran dari SH mereka disatukan perasaan senasib yang layaknya saudara) sehingga timbul rasa bila ada 1 yang sakit maka yang lain akan merasakan sakit juga.
2. SETIA HATI Setia mempunyai makna mempunyai keteguhan dalam hati ( tidak munafik). Siswa PSHT dilatih dan dididik mempunyai keteguhan hati sehingga mempunyai pendirian yang kokoh, tidak mudah goyah oleh bujuk rayu apapun sehingga setiap siswa maupun anggota PSHT (WARGA SH) bisa menjauhkan diri dari sifat-sifat munafik.
3. TERATE Terate merupakan tumbuhan air berdaun melonjong lebar, bunganya putih kadang kadang ada yang merah jambu yang mekar dimalam hari. Bunga terate bisa hidup di air yang bersih dan bisa hidup di air yang kotor na
1. PERSAUDARAAN Persaudaraan mempunyai arti Persahabatan yang sangat karib seperti layaknya saudara,pertalian persahabatan layaknya pertalian saudara. Di Organisasi PSHT; bila ada anak/orang dewasa mengikuti latihan (mendapatkan ajaran dari SH mereka disatukan perasaan senasib yang layaknya saudara) sehingga timbul rasa bila ada 1 yang sakit maka yang lain akan merasakan sakit juga.
2. SETIA HATI Setia mempunyai makna mempunyai keteguhan dalam hati ( tidak munafik). Siswa PSHT dilatih dan dididik mempunyai keteguhan hati sehingga mempunyai pendirian yang kokoh, tidak mudah goyah oleh bujuk rayu apapun sehingga setiap siswa maupun anggota PSHT (WARGA SH) bisa menjauhkan diri dari sifat-sifat munafik.
3. TERATE Terate merupakan tumbuhan air berdaun melonjong lebar, bunganya putih kadang kadang ada yang merah jambu yang mekar dimalam hari. Bunga terate bisa hidup di air yang bersih dan bisa hidup di air yang kotor na
mun tetap indah menawan.
Mempunyai arti Siswa maupun Warga SH Terate diharapkan bisa menjadi suri tauladan
yang baik bagi lingkungannya. Bila siswa /warga SH Terate hidup di daerah yang
kelam (masyarakatnya senang judi, senang mabuk, senang zina,senang mencuri)maka
Orang terate tersebut harus bisa menyadarkan anggota masyarakat yang sesat tadi
kembali ke jalan yang benar, jangan sampai siswa/warga SH Terate malah
terjerumus dilembah kekelaman juga.
4. Hati putih dipagari warna merah namunn tetap bersinar, maksudnya bahwa manusia itu mempunyai sifat yang baik dan terpuji (dilambangkan hati putih), namun satu sisi manusia dibekali oleh nafsu. Disini kalau manusia mampu mengendalikan nafsunya maka diharapkan hatinya akan menjadi suci/bersih dan dapat bersinar (menjadi penerang lingkungan). Harapannya siswa /Warga SH Terate haruslah mampu menjalankan hidup yang baik dimasyarakat sehingga dia bisa menjadi penerang masyarakatnya.
5. PETA MERAH PUTIH BERDIRI TEGAK; Berani karena benar takut karena salah. Merah berarti berani; sedang putih menyimbolkan kesucian.Kebernaran harus ditegakkan dengan kesucian diri. Siswa SH/Warga SH haruslah berani menegakkan kebenaran dan keadilan dimuka bumi ini namun harus dilandasi kesucian diri (tanpa pamrih/imbalan/pujian)
6. MACAM-MACAM SENJATA. Orang hidup itu haruslah mempunyai pegangan, prinsip biar tidak sesat hidupnya.
4. Hati putih dipagari warna merah namunn tetap bersinar, maksudnya bahwa manusia itu mempunyai sifat yang baik dan terpuji (dilambangkan hati putih), namun satu sisi manusia dibekali oleh nafsu. Disini kalau manusia mampu mengendalikan nafsunya maka diharapkan hatinya akan menjadi suci/bersih dan dapat bersinar (menjadi penerang lingkungan). Harapannya siswa /Warga SH Terate haruslah mampu menjalankan hidup yang baik dimasyarakat sehingga dia bisa menjadi penerang masyarakatnya.
5. PETA MERAH PUTIH BERDIRI TEGAK; Berani karena benar takut karena salah. Merah berarti berani; sedang putih menyimbolkan kesucian.Kebernaran harus ditegakkan dengan kesucian diri. Siswa SH/Warga SH haruslah berani menegakkan kebenaran dan keadilan dimuka bumi ini namun harus dilandasi kesucian diri (tanpa pamrih/imbalan/pujian)
6. MACAM-MACAM SENJATA. Orang hidup itu haruslah mempunyai pegangan, prinsip biar tidak sesat hidupnya.
JURUS Setia Hati Terate
DAN LANDASAN IDIIL, KEROHANIAN
Jurus pencak silat PSHT meliputi 36 jurus dimulai dari
jurus 1 sampai dengan jurus 36. Dalam jurus– urus pencak silat PSHT itu
adalahpenyatuan dari pelbagai pencak silat yang terdapat dan mempunyai
dasarhidup di Indonesia. Ini tidak berarti, bahwasannya unsur–unsur pencaksilat
lain di luar Indonesia tidak tersirat didalamnya. Keistimewaan jurus – jurus
PSHT terekam pada jurus 25 dan jurus 12 ini menunjukkan identitasdari
kepribadiaan serta jiwa dan semangat Persaudaraan Setia Hati Terate. Jurus 25
biasanya dipergunakan pada permulaan sambung sebagaiisyarat salam pembuka (uluk
salam), kemudian melangkah dengan gerak jurus 12. Isyarat–isyarat tersebut
dilakukan dengan sikap wasapadadalam menghadapi atau berhadap–hadapan dengan
kemungkinanserangan secara mendadak atau tiba– tiba.Gerak langkah jurus–jurus
PSHT pada dasarnya mewujudkan garismelurus. Memang terdapat pula jurus–jurus
bersiku silang, namun tetapmembentuk langkah yang lurus pula. Beberapa jurus
gerak langkaknyamundur pula. Tetapi jalannya tetap lurus. Gerak langkah lurus
itumengandung makna, bahwa semua tingkah laku seorang SH-wan dalamkeadaan
bagaimanapun, harus berlandaskan pada hati lurus, tidak nerliku,tidak
plin–plan. Menyamping atau mundur selangkah untuk menghindaribahaya yang
sifatnya untuk sementara, asalkan hati tetap lurus.LANDASAN IDIIL/KEROHANIAN
Jurus 25 Jurus 25 adalah jurus yang dilakukan pada
permulaan pembukaansambung sebagai isyarat salam (uluk salam). Yang merupakan isyaratmemberikan
doa harapan selamat sudah barang tentu yang dimaksuddengan doa harapan selamat
ialah doa harapan selamat lahir batin. Semuayang dijumpai disekitarnya, tanpa
membedakan pangkat dan tingkatkedudukannya. Pemberian salam ini menunjukkan keakraban
kehalusanbudi, dikarenakan suka menghargai harkat dan martabat orang lain
tanpamembedakan status sosial apapun.Gerak langkah jurus 25 dimulai dengan,
membungkuk merendahkantubuh sambil menyentuh tanah, lalu berputar kekanan dan
kekiri (atau sebaliknya). Gerakan membungkuk merendahkan tubuh ini
mengandungarti “merendah diri,” jadi menunjukkan dengan merendahkan hati.
Tidaklah salah salah satu isi dari PANCA PRASETYA ialah Sungguh –sungguh saya
akan merendah hati dan menjauhkan diri dari wataksombong. Berputar/memutar
kekanan dan kekiri memperingatkan kitapada lingkungan sekitar kita yang
terdekat. Janganlah sekali – kalimeninggalkan atau melupakan lingkungan
disekitar kita yang terdekat,karena sewaktu – waktu kita membutuhkan uluran
tangannya.Merendahkan tubuh kedepan dengan menyentuh tanah berarti “mau
daniklas berendah hati untuk mengormat dan uluk salam yang paling
rendahsekalipun.” Tiada sesuatu yang paling rendah dari tanah yang kita injak.
Namundari dalam tanah yang kita memperoleh sebagian dari tenaga dan
dayakekuatan kita berasal dari tumbuh – tumbuhan dan air minum. Tidakkahtanah
itu salah satu anasir dari tata susunan kehidupan jasmani kita. Unsur– unsur
kehidupan jasmani manusia berasal dari unsur – unsur tanah, air,api, udara. Dan
daya kekuatan jasmani kita berasal dari sari – sari empatanasir tersebut dalam
bentuk zat – zat yang terdapat dalam makanan danair minum, selanjutnya tidakkah
kita mendapatkan yang kita makan danminum sehari – hari itu langsung atau tidak
langsung dari keringat dan jerih payah golongan yang terendah dalam masyarakat
yaitu petani.Bukan insinyur pertanian yang menghasilkan padi. Tetapi petani
yangsetiap hari memelihara padi hingga padi panen dengan baik. Betaparendah
akhlak budi pekerti kita, jika kita melupakan mereka.Setelah mnyentuh tanah,
kita membuka tangan dengan maksudmohon doa restu. Dengan segala kerendahan hati
menghormat sertamemberi salam (uluk salami) siapa saja yang berada disekitar
kita, sampaiyang paling rendah sekalipun. Dengan diiringi harapan, agar semuanya
dalam keadaan selamat dan sejahtera lahir dan batin. Menunjukkan kebersamaan
jiwa dan keluruhan budi seseorang, karena orang itu tahuberterima kasih atas
kebaikan orang lain. Sementara itu sudahkah kitaberterima kasih kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang menghidupi danmemberikan sehari– hari Gerakan selanjutnya
menarik kaki yangbelakang kemuka menjadi sejajar, dalam keadaan dan sikap
berdir tegak.Sementara kedua belah tangan di angkat setinggi pelipis
dalamsikap:”memajatkan doa.” Sikap ini hendaknya dengan panjatan doamenurut
agama dan keyakinan masing– masing sikap ini menunjukkanketakwaan seorang
SH-wan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam keadaan bagaimanapun juga seorang
insan SH harus selalu berdoa demikeselamatan diri pribadinya berikut yang
berada dilingkungan sekitarnya.Dengan demikian secara singkat jurus 25
berisikan dengan segalakerendahan hati menghormat serta mengharapkan
keselamatansemuanya yang berada di sekitar, termasuk yang terendah
sekalipun,diiringi dengan permohonan doa restu serta panjatan doa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dalam melaksakan tugas. Kemudian kembali berdirimengambil sikap
berdiri di AS, mengahdapkan pribadinya berkiblat kepada Tuhan dengan penyerahan
secara total.
Jurus 12 Jurus ini berisikan isyarat memberi salam
kepada seseorang yangsedang dihadapi secara langsung. Dalamkeadaan biasa,
apabila kitabertemu dengan seorang yang baru kita kenal, kita tentu saling
memberisalam atau berjabat tangan.Bagi seorang insan SH-wan berjabt tangan itu
tidak hanya terbataskepada seorang kawan saja, tetapi kepada siapapun yang
sedang dihadapisecara langsung, meskipun lawan sekalipun. Kepada lawanpun kita
harusmengahrapkan keselamtannya lahir batin. Dengan demikian dapatdisimpulkan,
bahwa jurus 25 dan jurus 12 disamping menunjukkanidentitas dan kepribadian
seorang insan SH-wan, juga memancarkan sinarkeluhuran budi dalam mengahdapi
tantangan dari siapapun, baiktantangan dari siapapun, baik tantangan itu datang
dari kawan atau darilawan.
Jurus 20
Jurus 20 dalam pencak silat SH tidak dinyatakan dalam
jurus– jurusyang lain, karena dihubungkan dengan sifat 20 Yang Maha Esa. Sifat
20 Tuhan itu pada hakekatnya mengejawantahkan ke Esa an, dan keagungan Tuhan,
tiada lain yang agung kecuali Tuhan oleh karena yang disebutMaha Esa dan Maha
Agung. Sifat 20 Tuhan harus kita sadari, harus kitasadari, harus kita yakini.
Harus kita rasakan didalam Hati Sanubari kita.Esa dalam artinya Sawiji,
tunggal, mutlak utuh bulat.Ke Esaan Tuhan itu menunjukkan kepada kita, bahwa
Tuhan adalah :a.Esa pada Dzatnyab.Esa pada Sifatnyac.Esa pada Namanyad.Esa pada
Af’’al atau Makartinya Sifat ke Esaan Tuhan itu melingkupi, menyerapi dan
menyertai alamseisinya dalam Tata Wisesa, Kuasa, dan Karsanya. Kenyataan sejati
initidak dapat dijangkau dengan akal pikiran maupun panca indra. Akalpikiran
dan panca indra masing–masing mempunyai sifat yang terbatas.Sedang ke Esaan
Tuhan tiada batas dalam ukuran waktu dan ruang, tiadabanding, kesamaan dan
persamaannya, kekal, abadi sepanjang masa. Tidak mungkin ke Esaan Tuhan itu
dapat dinilai atau diukur denganukuran yang serba terbatas. Meskipun demikian
sifat ke Esaan Tuhan itudapat dan mungkin kita amati dengan “rasa pengrasa yang
halus danmendalam.” Yaitu rasa kebatinan kita. Untuk meyakini eksistasi dari
keEsan Tuhan kita hendaklah menghayati dan mendalami dan melatih saptawasita
tama yang ke tujuh. “Barang siapa melatih rasaning rasa insya-Allah ia dapat
laun akan terasa rosing rasa.” Jurus 20 itu menjiwai 35 buah jurus yang lain
dalam suatu totalitas.Nilai spiritual jurus 20 itu sangat luas dan mendalam
diibaratkan
samudra yang tak bertepian. Pada hakekatnya jurus 20
itu bersambung berkaitandengan Iman dan Taukhid. Berhubung dengan itu sulit dan
tidakmungkinlah jurus 20 itu dinyatakan dengan suatu lukisan atau
rangkaiankata–kata.Dengan pengahayatan dan latihan – latihan olah jiwa yang
teratur,terarah dan mantap jurus 20 dapat dijajaki, didalami sampai terasa
sendiriapa dan bagaimanakah sesungguhnya jurus 20 itu sebenarnya. Secarasingkat
jurus 20 dapat disimpulkan sebagai berikut: “mensanubarikan diridalam pribadi.”
Ini berarti diri lebur menyerap masuk kedalam HatiSanubari. Dengan demikian
diri dengan pribadi atau Hati Sanubarimanunggal sawiji, tungal dan utuh.
Manusianya pun mewujudkan suatutotalitas yang mandiri yang berarti sadar akan
adanya atau eksistensisendiri dalam hubungannya dengan alam semesta dan
Penciptanya. Sikapdiri pribadinya terhadap Illahi akan berwujud penyerahan
secara totalkepada Sang Pencipta seluruh alam raya ini. Selanjutnya akan tiada
jarakatau antara Objek dan Subjek Mutlak.Apakah yang harus dihayati untuk
menggapai jurus 20.a.Melatih menguasai berdiri Alif.b.Melatih Sapta Wasita Tama
yang ke tujuh dengan landasan pernafasanmenurut ajaran Persaudaraan Setia Hati
Terate.c.Segala sesuatu dilakukan yang dikerjakan dengan keiklasan hati.
Tidakmerasa dipaksa atau karena terpaksa. Iklas disini mencakup “pantang
menggerutu” karena menggerutu itu berarti ingin mengatur Tuhan,sebab merasa
diperlakukan tidak adil, tidak sesuai dengan keinginanya.d.Dalam segala hal
selalu mendahulukan Tuhan dari sesuatu yang lainkarena. “barang siapa
mendahulukan sesuatu daripada Tuhan, makadia itu belum beriman kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Jikalau engkau sudah tidak bimbang dan ragu lagi,
bahwasannyaengkau merasa manunggal dengan Tuhan, maka sesungguhnya semuasudah
ada padamu, keperwiraan, kejayaan, kewibawaan, kesejahteraanyang bersifat lahir
batin atau jasmani dan rohani sudah kau kuasai.Dengan tiada aji atau mantera
apapun dapat mempengaruhimu, karenasemua kekuatan sudah kamu miliki dan kamu
kuasai, tiada lagi yang perludikejar.Hanya Tuhan Pencipta alam raya ini yang
paling sempurna tiadamanusia didunia ini yang sempurna, manusia hanya bisa
berusaha lebihbaik dari waktu kewaktu, bisa lebih dekat dengan Penciptanya.
Panca dasar persaudaraan
setia hati iterate meliputi:
1.Persaudaraan
2.Olahraga
3.Beladiri
4.Kesenian
5.Kerohanian/ke SH an
Persaudaraan adalah suatu hubungan batin antar manusia dengan manusia yang
sfatnyaseperti saudara kandung sendiri,dalam PSHT juga lebih dikenal dengan
hubungan batinantara warga dengan warga,warga dengan siswa,siswa dengan siswa
yang kekal abadidan semua dianggap seprti saudara kandung sendiri.Wujud
persaudaraan ada dua(2) yaitu berjabat tangan dan sambung.
Olahraga adalah mengolah raga atau tubuh dengan gerakan-gerakan pencak silat
yangdiajarkan dalam PSHT.
Beladiri yaitu membela diri yang dapat diwujudkan seperti pencak silat yang
digunakanuntuk melayani bila keadaan memaksa atau bila benar-benar diperlukan
dan beladiribukan digunakan untuk melawan seseorang.
Kesenian yaitu keindahan,Kesenian dalam pencak silat dapat berbentuk
permainantunggal ganda atau massal
Kerohanian/ke SH an yaitu sumber azas Tuhan YME untuk mendapat budi luhur
gunakesempurnaan hidup
Makna perlengkapan pengesyahan sebagai suatu ajaran
A) Kain mori putih sepanjang tinggi badan tangan melambai (sag
dedeg pengawe)-
- Mori ( bhs jawa. Artinya menyatu , melekat, campur )
- Warna putih suci bersih
- Sag dedeg pengawe
artinya menurut batas kemampuan masing-masing
B) Pakaian syakral warna hitam, warna
hitam melambangkan kesabaran
C) Uang logam artinya bisa di terima oleh masyaraka
t banyak, tidak mudah terkoyak
D) Ayam jago di maksudkan
- Sebagai suwatu latihan berkorban dengan ikhlas
- Di harpkan menjadi jagonya SH, yaitu warga SH di harapkan bisa menjadi
pemimpinyang baik dan bijaksana
E) Suruh temu rose/ ruasnya
- Suruh artinya kaweruh ( mencari ilmu )
- Temu rose artinya temu rasane / rasanya yaitu rasa persaudaraan yang dalam
F) Pisang rojo temen setangkep
- Pisang lambang rezeki dari Allah SWT
- Rojo artinya raja/ pemimpin
- Temen artinya jujur, sungguh sungguh
G) Gelas minum yaitu gelas bening untuk tempat air pengesyahan
TINGKATAN PERSAUDARAAN
SETIA HATI TERBAGI:
Tingkatan Siswa Polos: Menggunakan sabuk berwarna
hitam, dengan materi gerakan-gerakan dasar berupa Senam Dasar 1–30. Jurus Dasar
1a–6
Jambon: Menggunakan sabuk berwarna merah muda, dengan
materi Senam Dasar 1 – 50, Jurus Tangan Kosong 1a – 13. Mulai diajarkan
pengenalan senjata tongkat (toya) dengan materi, Senam Toya 1 – 10 dan Jurus
Toya 1 – 5, serta materi pelajaran kerohanian.
Hijau: Menggunakan sabuk berwarna hijau, materi Senam Dasar 1– 70, Jurus Tangan
Kosong 1a – 25b. Mulai diajarkan pengenalan senjata tongkat (toya) dan belati
dengan materi, Senam Toya 1– 20 dan Jurus Toya 1 – 10, lanjutan pelajaran
kerohanian, serta permainan kuncian.
Putih:
Menggunakan sabuk berwarna putih, dengan materi Senam Dasar 1 – 90, Jurus
Tangan Kosong 1a – 35, dan mulai diajarkan pengenalan senjata tongkat (toya),
senjata belati serta senjata pencak silat lainnya, dengan materi, Senam Toya
1–25, dan Jurus Toya 1 – 15, lanjutan pelajaran kerohanian, serta permainan
kuncian lanjutan.
PENJELASAN TENTANG UBO
RAMPE PENGESAHAN PSHT
Kain mori putih bahan dari katun (cara merawat ,
kegunaan akan di jelaskan menjelangakhir pengesyahan )
Pakaian syakral bewarna hitam standart SHT yaitu celana
potong kolor longgar, kolorbewarna putih sebesar jari kelingking, pakai mestak,
panjang di atas mata kaki dan bajukurung longgar, kancing baju dengan tali
putih, pakai krah (gulon ), lengan pan
jang,ujung lengan tampak lebih lebar
Uang logam berjumlah 36 keping di upayakan nominal menurut kemampuan,
denganpengertian nominal lebih besar akan lebih baik, sebaiknya uang di cuci
bersih.
Ayam jago, harus memenuhi syarat untuk di jadikan latihan berkorban yaitu jago
yangsudah dewasa, sehat tidak cacat, gemuk, baik di senangi, upayakan beli
sendiri atauternak sendiri bukan di belikan orang lain sebab ukuran senang itu
datang dari dirisendiri belum tentu sama dengan yang di senangi orang lain,
demikian juga ukuran baik itu datang dari dalam diri sendiri dan belum tentu
sama baiknya orang lain denganbaiknya diri sendiri
Suruh temu rose/ ruasnya, belu suruh di pasar sebanyak satu ikat ukuran sedang
tidak boleh di tawar, pembelian di lakukan hanya sekali tidak boleh di ulang
dan beli sendiritidak boleh di belikan orang lainHasil pembelian suruh satelah
sampai di rumah di cari yang temu rose / ruasnya(sebaiknya di dampingi warga yang
setelah mengerti tentang suruh temu rose / ruasnya),yang temu rose / ruasnya di
bungkus untuk di bawah ke tempat pengesyahan
Pisang rojo temen setangkep (dua sisir), di beli di pasar, kwalitas baik, tidak
boleh adadempet (dua pisang yang kulitnya dempet adi satu)
Lilin ukuran sedang jumlah satu buah (di perkirakan habis di nyalakan selama
empat jam )
Gelas minum ukuran sedang ridak bentet/ retak, bersih
TATA LAKSANA LATIHAN
Tatalaksana latihan
meliputi pengaturan:
Tahap latihan masing-masing tingkatan siswa.
Materi latihan fisik, tehnik dan taktik.
Sistimatik metode latihan.
Pembinaan prestasi pertandingan
Kegiatan latihan/pembinaan lainnya (latihan gabungan,
kamping latihan medan, latihan fsiik dan lain-lain).
Tahap latihan tingkatan siswa
Pra siswa: Khusus bagi kelompok umur 9-14 tahun
(kanak-kanak) dan kelompok umur 14-16 tahun (remaja) lama latihan 3 bulan,
min–12 pertemuan, max 16 pertemuan
Polos: Lama latihan 4 bulan, dengan jumlah latihan, min
16 pertemuan
Jambon: Lama latihan 6 bulan, dengan jumlah latihan,
min–24 pertemuan
Hijau: Lama latihan 8 bulan, dengan jumlah latihan,
min-32 pertemuan
Putih: Lama latihan 8 bulan, dengan jumlah latihan,
min-32 pertemuan
Materi latihan terdiri dari:
Materi latihan fisik
Materi latihan tehnik
Materi latihan taktik
Materi latihan fisik
Pemeriksaan kondisi fisik
Pemanasan
Ausdouwer/ketahanan
Stamina
Kecepatan dan ketepatan
Dasar ketrampilan
Pernapasan
Materi latihan teknik
Senam missal
Senam dasar
Jurus
Senam toya
Jurus belati
Kuncian dan lepasan
Senjata PS lainnya
Materi latihan taktik
Padanan
Analisa jurus
Pola langkah
Sambut
Jurus refleks
Beladiri praktis
Uraian materi untuk tiap tingkatan tersusun dalam
matrik
Sistematika latihan dan metode latihan
Sistematika pelaksanaan latihan dan waktu, terdiri
dari:
Latihan pendahuluan
Peregangan (5 menit)
Pernapasan (8 menit)
Latihan inti
Latihan fisik (30 menit)
Latihan tehnik (60 menit)
Latihan taktik (60 menit)
Pembinaan mental–kerohanian (khusus dan pernapasan).
PERATURAN PELAKSANAAN LATIHAN
Penanggung jawab rayon, ranting, cabang membuat program
latihan tentang tugas-tugas untuk Pelatih dan Siswa yang disesuaikan lokasi
tempat latihan.
Pelatih 15 menit sebelumnya harus berada di tempat
latihan .
Pengisian absen
Setiap siswa harus mengikuti latihan secara terus
menerus.
Siswa yang tidak dapat hadir pada waktu latihan 3
(tiga) kali berturut-turut diberi peringatan pertama. Setelah peringatan
pertama ternyata siswa tersebut tidak memperhatikannya, maka perlu diberi
peringatan kedua dan seterusnya sampai peringatan ketiga.
Setelah sampai peringatan 3 (tiga) kali berturut-turut
ternyata siswa tersebut tetap tidak memperhatikan disiplin organisasi, maka
sisiwa yang bersangkutan terpaksa dikeluarkan dari Persaudaraan SH Terate dan
tidak berhak memakai/ menggunakan identitas Persaudaraan SH Terate. Pengeluaran
siswa tersebut dinyatakan secara tertulis dan dibuat rangkap 3 (tiga). Aslinya
diberikan kepada orang tua/wali yang bersangkutan lembar 2 (dua) dikirim ke
Cabang sebagai tembusan, lembar ke 3 (tiga) tinggal di rayon sebagai arsip.
Jika dikemudian hari ex. Siswa tersebut ingin mengikuti latihan kembali, maka
kepada ex. Siswa tersebut diwajibkan memenuhi syarat-syarat seperti yang
ditentukan dan lebih berat misalnya menemui atau menghubungi pengurus cabang
atau sesepuh SHT yang lebih banyak lagi. Pelajaran ke-SH-an diberikan dan
ditanamkan sejak siswa mulai mengikuti latihan sampai mereka ikut
pengesahannya. Pemberian ke-SH-an disesuaikan dengan tingkatan atau ban. Siswa
yang akan mengikuti ujian kenaikan tingkat atau ban diwajibkan Testing ke-SH-an
disamping testing teknis yang diadakan oleh masing-masing rayon. Hasil testing
masing-masing rayon harus dilaporkan ke Cabang hanya mereka yang lulus testing
rayon yang dibolehkan mengikuti ujian kenaikan tingkat atau ban.
METODE DAN MATERI PEMBINAAN TEHNIK DAN LATIHAN
LATIHAN FISIK
Pemeriksaan Kondisi Fisik
Pemeriksaan kondisi secara medis (bagi yang
memungkinkan)
Test kondisi, aerobik
Pemanasan
Latihan senam umum. Pembinaan kelenturan, keseimbangan
dan kecepatan, ketepatan.
Leher
Dada
Perut-pinggang
Pinggang kiri dan kanan
Gerak tungkai ke depan, samping, belakang
Keseimbangan
Kuda-kuda
Latihan senam pagi Indonesia seri D dan senam kesegaran
jasmani yang dilakukan dengan irama musik
Latihan Ausdouwer
Paket I
Springan, loncat 5 menit.
Pukulan lurus
Pukulan bandul
Kombinasi bandul dan lurus
Sikutan cepat kanan kiri seperti senam 24 (kaki
sejajar)
Tahan pipi, tangan mengepal di pipi.
Dengkulan cepat
Tendangan cepat A
Tendangan cepat C
Tendangan cepat T
Kombinasi tendangan A & C
Tendangan cepat diawali dari jongkok
Scot Jump
Spir perut atas, badan diangkat
Spir perut bawah, kaki diangkat
Pus up tangan terbuka
Pus up tangan mengepal
Pus up tangan pedangan
Pus up ditempat loncat tangan terbuka
Pus up ditempat loncat tangan mengepal.
Paket 2
Springan
Pukulan lurus
Pukulan bandul
Kombinasi bandul dan lurus
Sikutan cepat kanan kiri seperti 24
SIkut cepat ke atas kanan dan kiri
Tahan pipi tangan mengepal
Dengkulan cepat
Tendangan cepat A
Tendangan cepat C
Tendangan cepat T
Tendangan Cepat B
Kombinasi tendangan A dan T
Tendangan cepat A diawali jongkok
Scot Jump
Jalan ongkong-ongkong
Spir perut atas badan diangkat
Spir perut bawah kaki diangkat
Pus up tangan terbuka
Pus up tangan mengepal
Pus up tangan pedangan
Pus up ditempat loncat tangan terbuka
Pus up ditempat loncat tangan mengepal
Pus up ditempat loncat tangan pegangan
Pus up berjalan tangan terbuka loncat
Pus up berjalan tangan mengepal loncat
Lemparan kaki ke belakang
Lemparan kaki ke depan
Latihan tangan membuka dan menutup
Paket 3
Springan
Pukulan lurus
Pukulan bandul
Kombinasi bandul dan lurus
Sikutan cepat kanan kiri seperti senam 24
SIkut cepat ke atas kanan dan kiri
Sikutan cepat kanan kiri, kaki sejajar
Tahan pipi tangan mengepal menempel di pipi
Dengkulan cepat
tendangan cepat A
Tendangan cepat C
Tendangan cepat T
Tendangan Cepat B
Kombinasi tendangan A dan B
Tendangan cepat A diawali jongkok
Spir paha
Scot Jump
Jalan ongkong-ongkong
Loncat kanguru
Slimpuh langsung tendangan A
Spir perut atas badan diangkat
Spir perut bawah kaki diangkat
Pus up tangan terbuka
Pus up tangan mengepal
Pus up tangan pedangan
Pus up ditempat loncat tangan terbuka
Pus up ditempat loncat tangan mengepal
Pus up ditempat loncat tangan pegangan
Pus up berjalan tangan terbuka loncat
Pus up berjalan tangan pedangan loncat
Jalan mengepal
Lemparan kaki ke belakang
Lemparan kaki ke depan
atihan tangan membuka dan menutup
Spir leher
Spir leher berputar
Spir punggung
Paket 4
Springan
Pukulan lurus
Pukulan bandul
Kombinasi bandul dan lurus
Sikutan cepat kanan kiri seperti 24
SIkut cepat ke atas kanan dan kiri
Sikutan cepat kanan kiri, kaki sejajar
Tahan pipi tangan mengepal menempel di pipi
Dengkulan cepat
Tendangan cepat A
Tendangan cepat C
Tendangan cepat T
Tendangan Cepat B
Kombinasi tendangan A dan T
Tendangan cepat A diawali dari jongkok
Spir paha
Scot Jump/loncat jongkok
Jalan ongkong-ongkong
Loncat kanguru
Slimpuh langsung tendangan A
Loncat katak berputar, hitungan 1, 2, 3, 4 kemudian
hitungan 4 berputar melingkar ke kiri, kanan
Spir perut atas badan diangkat
Spir perut bawah kaki diangkat
Pus up tangan terbuka
Pus up tangan mengepal
Pus up tangan pedangan
pus up tangan kiri terbuka
pus up tangan satu terbuka
pus up tangan satu mengepal
Pus up ditempat loncat tangan terbuka
Pus up ditempat loncat tangan mengepal
Pus up ditempat loncat tangan pegangan
Pus up berjalan tangan terbuka loncat
Pus up berjalan tangan mengepal loncat
pus up berjalan tangan pedangan loncat
Jalan mengepal
pus up kapal putar kedepan
pus up kapal putar kebelakang
Lemparan kaki ke belakang
Lemparan kaki ke depan
Latihan tangan membuka dan menutup
spir leher
spir leher berputar
spir punggung
kayang berjalan ke belakang
kayang berjalan ke depan
rol kip.
1. Latihan Bebas: Untuk tingkat Hijau dan telah dewasa
Spir tangan. Menggunakan sapu lidi, Menggunakan dempel
dan tali, dan Menggunakan katrol tangan
2. Spir kaki: Menggunakan beban, katrol di kaki,
Menggunakan peralatan lain-lain
STAMINA
Lari ditempat
Tingkat polos: 5 menit
Tingkat Jambon: 7 menit
Tingkat Hijau: 9 menit
Tingkat Putih: 10 menit
Lari
Tingkat polos: 20 meni
Tingkat jambon: 30 menit
Tingkat hijau: 40 menit
Tingkat putih : 50 menit
DASAR KETRAMPILAN
Jatuh Diri
Tingkat polos
a. jatuh depan
b. jatuh samping (dari posisi jongkok)
c. jatuh belakang
Tingkat Jambon
a. jatuh depan
b. jatuh samping (dari posisi berdiri = bisa)
c. jatuh belakang
Tingkat Hijau
a. jatuh depan
b. jatuh samping dari posisi berdiri = trampil
c. jatuh belakang
Tingkat Putih
a. jatuh depan
b. jatuh samping dari posisi berdiri = mahir
c. jatuh belakang
Koordinasi sikap dan gerak
Sikap berdiri : a. sikap tegak
Tangan lurus ke samping
Tangan kepal di samping
Tangan menyatu di dada (sikap berdiri alif)
Sikap berdiri : b. sikap kuda-kuda
Depan
Samping
Belakang
Tengah
Silang
Sikap jongkok:
a. Jongkok
b. Jengkekng (jongkok dg ujung kaki jinjit)
Sikap duduk:
a. duduk
b. sila
c. simpuh
d. sempok
ikap berbaring:
a. telentang
b. miring
c. telungkup
Sikap khusus: tegak satu kaki
Sikap pasang: sesuai dan pasangan pada jurus 1 s/d36
PERNAFASAN
Pernafasan Tanpa Gerak
Pernafasan lurus
Pernafasan dada
Pernafasan perut
Pernafasan kombinasi dada dan perut
Pernafasan SH Terate
Untuk Polos: Pernapasan lurus
Jambon: Pernapasan dada saja. Pernapasan perut saja
Hijau: Pernapasan kombinasi dada dan perut
Putih: Pernapasan SH Terate
Pernapasan dengan gerak
Untuk Polos dan Jambon: Belum ada
Untuk Hijau: 1. Pernapasan dada dengan
Tangkisan tangan dan kaki
Serangan tangan dan kaki
Hindaran
2. Pernapasan perut dengan
Tangkisan tangan/kaki
Serangan tangan/kaki
Hindaran
Untuk Putih: a. Pernapasan lurus dengan gerak jurus
b. Pernapasan dada, perut dengan gerak jurus
LATIHAN TEHNIK
Pemeriksaan Kondisi Fisik
1. Senam massal: Tingkat Polos: 1-30
Tingkat Jambon : 1-40
Tingkat Hijau : 1-50
Tingkat Putih : 1-60
2. Senam dasar: Tingkat Polos: 1-30
Tingkat Jambon : 1-60
Tingkat Hijau : 1-70
Tingkat Putih : 1-90
3. Praktek Jurus : Tingkat Polos: 1-4
Tingkat Jambon : 1-11
Tingkat Hijau : 1-2
Tingkat Putih : 1-35
4. Pasangan :Tingkat Polos : 1-4
Tingkat Jambon : 1-11
T ingkat Hijau : 1-20
Tingkat Putih : 1-35
5. Langkah: Tingkat Polos:Angkatan
Geseran
Tingkat Jambon: Angkatan-laporan
Geseran-loncatan
Tingkat Hijau: Angkatan-lampatan
Geseran seser
- Loncatan Tingkat Putih : Angkatan-lompatan
Geseran-seser
loncatan-putaran
6. Senam Toya: Tingkat Polos: -
Tingkat Jambon : 1 – 15
Tingkat Hijau : 1 – 20
Tingkat Putih : 1 - 25
7. Jurus Toya Tingkat Polos: Tingkat Polos: -
Tingkat Jambon : 1 – 10
Tingkat Hijau : 1 – 15
Tingkat Putih : 1 - 20
8. Jurus Belati Tingkat Polos:Tingkat Polos: -
Tingkat Jambon : -
Tingkat Hijau : 1 – 10
Tingkat Putih : 1 - 18
9. Kuncian dan lepasan Tingkat Polos: Tingkat Polos: -
Tingkat Jambon : 1 – 26
Tingkat Hijau : 1 – 44
ingkat Putih : -
10. Senjata PS lain Tingkat Polos: Tingkat Polos: -
Tingkat Jambon : -
Tingkat Hijau : - Golok
- Pedang
Tingkat Putih : - Golok
- Pedang
- Trisula
- Krambe
sejarah psht
Manusia dapat dihancurkan
Manusia dapat dimatikan
akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan
selama manusia itu setia pada hatinya
atau ber-SH pada dirinya sendiri
Manusia dapat dimatikan
akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan
selama manusia itu setia pada hatinya
atau ber-SH pada dirinya sendiri
Falsafah
Persaudaraan Setia Hati Terate itu ternyata sampai sekarang tetap bergaung dan
berhasil melambungkan PSHT sebagai sebuah organisasi yang berpangkal pada
“persaudaraan” yang kekal dan abadi.
Adalah
Ki Hadjar Hardjo Oetomo, lelaki kelahiran Madiun pada tahun 1890. Karena
ketekunannya mengabdi pada gurunya, yakni Ki Ngabehi Soerodiwiryo, terakhir ia
pun mendapatkan kasih berlebih dan berhasil menguasai hampir seluruh ilmu sang
guru hingga ia berhak menyandang predikat pendekar tingkat III dalam tataran
ilmu Setia Hati (SH). Itu terjadi di desa Winongo saat bangsa Belanda
mencengkeramkan kuku jajahannya di Indonesia.
Sebagai
seorang pendekar, Ki Hadjar Hardjo Oetomo pun berkeinginan luhur untuk
mendarmakan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain. Untuk kebaikan sesama.
Untuk keselamatan sesama. Untuk keselamatan dunia. Tapi jalan yang dirintis
ternyata tidak semulus harapannya. Jalan itu berkelok penuh dengan aral
rintangan. Terlebih saat itu jaman penjajahan. Ya, sampai Ki Hadjar sendiri
terpaksa harus magang menjadi guru pada sekolah dasar di benteng Madiun, sesuai
beliau menamatkan bangku sekolahnya. Tidak betah menjadi guru, Ki Hadjar
beralih profesi sebagai Leerling Reambate di SS (PJKA/Kereta Api Indonesia saat
ini – red) Bondowoso, Panarukan, dan Tapen.
Memasuki
tahun 1906 terdorong oleh semangat pemberontakannya terhadap Negara Belanda –
karena atasan beliau saat itu banyak yang asli Belanda -, Ki Hadjar keluar lagi
dan melamar jadi mantri di pasar Spoor Madiun. Empat bulan berikutnya ia
ditempatkan di Mlilir dan berhasil diangkat menjadi Ajund Opsioner pasar
Mlilir, Dolopo, Uteran dan Pagotan.
Tapi
lagi-lagi Ki Hadjar didera oleh semangat berontakannya. Menginjak tahun 1916 ia
beralih profesi lagi dan bekerja di Pabrik gula Rejo Agung Madiun. Disinipun Ki
Hadjar hanya betah untuk sementara waktu. Tahun 1917 ia keluar lagi dan bekerja
di rumah gadai, hingga beliau bertemu dengan seorang tetua dari Tuban yang
kemudian memberi pekerjaan kepadanya di stasion Madiun sebagai pekerja harian.
Dalam
catatan acak yang berhasil dihimpun, di tempat barunya ini Ki Hadjar berhasil
mendirikan perkumpulan “Harta Jaya” semacam perkumpulan koperasi guna
melindungi kaumnya dari tindasan lintah darat. Tidak lama kemudian ketika VSTP
(Persatuan Pegawai Kereta Api) lahir, nasib membawanya ke arah keberuntungan
dan beliau diangkat menjadi Hoof Komisaris Madiun.
Senada
dengan kedudukan yang disandangnya, kehidupannya pun bertambah membaik.
Waktunya tidak sesempit seperti dulu-dulu lagi, saat beliau belum mendapatkan
kehidupan yang lebih layak. Dalam kesenggangan waktu yang dimiliki, Ki Hadjar
berusaha menambah ilmunya dan nyantrik pada Ki Ngabehi Soerodiwiryo.
Data
yang cukup bisa dipertanggungjawabkan menyebutkan dalam tahun-tahun inilah
Setia Hati (SH) mulai disebut-sebut untuk mengganti nama dari sebuah
perkumpulan silat yang semula bernama “Djojo Gendilo Cipto Mulyo”.
Masuk Sarikat Islam.
Memasuki
tahun 1922, jiwa pemberontakan Ki Hadjar membara lagi dan beliau bergabung
dengan Sarikat Islam (SI), untuk bersama-sama mengusir negara penjajah, malah
beliau sendiri sempat ditunjuk sebagai pengurus. Sedangkan di waktu senggang,
ia tetap mendarmakan ilmunya dan berhasil mendirikan perguruan silat yang
diberi nama SH Pencak Spor Club. Tepatnya di desa Pilangbangau – Kodya Madiun
Jawa Timur, kendati tidak berjalan lama karena tercium Belanda dan dibubarkan.
Namun
demikian semangat Ki Hadjar bukannya nglokro (melemah), tapi malah semakin
berkobar-kobar. Kebenciannya kepada negara penjajah kian hari kian bertambah.
Tipu muslihatpun dijalankan. Untuk mengelabuhi Belanda, SH Pencak Sport Club
yang dibubarkan Belanda, diam-diam dirintis kembali dengan siasat menghilangkan
kata “Pencak” hingga tinggal “SH Sport Club”. Rupanya nasib baik berpihak
kepada Ki Hadjar. Muslihat yang dijalankan berhasil, terbukti Belanda
membiarkan kegiatannya itu berjalan sampai beliau berhasil melahirkan murid
pertamanya yakni, Idris dari Dandang Jati Loceret Nganjuk, lalu Mujini,
Jayapana dan masih banyak lagi yang tersebar sampai Kertosono, Jombang,
Ngantang, Lamongan, Solo dan Yogyakarta.
Ditangkap Belanda.
Demikianlah, hingga
bertambah hari, bulan dan tahun, murid-murid Ki Hadjar pun kian bertambah.
Kesempatan ini digunakan oleh Ki Hadjar guna memperkokoh perlawanannya dalam
menentang penjajah Belanda. Sayang, pada tahun 1925 Belanda mencium jejaknya
dan Ki Hadjar Hardjo Oetomo ditangkap lalu dimasukkan dalam penjara Madiun.
Pupuskah
semangat beliau ? Ternyata tidak. Bahkan semakin menggelegak. Dengan diam-diam
beliau berusaha membujuk rekan senasib yang ditahan di penjara untuk mengadakan
pemberontakan lagi. Sayangnya sebelum berhasil, lagi-lagi Belanda mencium
gelagatnya. Untuk tindakan pengamanan, Ki Hadjar pun dipindah ke penjara
Cipinang dan seterusnya dipindah di penjara Padang Panjang Sumatera. Ki Hadjar
baru bisa menghirup udara kebebasan setelah lima tahun mendekam di penjara dan
kembali lagi ke kampung halamannya, yakni Pilangbangau, Madiun.
Selang
beberapa bulan, setelah beliau menghirup udara kebebasan dan kembali ke kampung
halaman, kegiatan yang sempat macet, mulai digalakan lagi. Dengan tertatih
beliau terus memacu semangat dan mengembangkan sayapnya. Memasuki tahun 1942
bertepatan dengan datangnya Jepang ke Indonesia SH Pemuda Sport Club diganti
nama menjadi “SH Terate”. Konon nama ini diambil setelah Ki Hadjar mempertimbangkan
inisiatif dari salah seorang muridnya Soeratno Soerengpati. Beliau merupakan
salah seorang tokoh Indonesia Muda.
Selang
enam tahun kemudian yaitu tahun 1948 SH Terate mulai berkembang merambah ke
segenap penjuru. Ajaran SH Terate pun mulai dikenal oleh masyarakat luas. Dan
jaman kesengsaraanpun sudah berganti. Proklamasi kemerdekaan RI yang
dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta dalam tempo singkat telah membawa perubahan
besar dalam segala aspek kehidupan. Termasuk juga didalamnya, kebebasan untuk bertindak
dan berpendapat. Atas prakarsa Soetomo Mangku Negoro, Darsono, serta saudara
seperguruan lainnya diadakan konferensi di Pilangbangau (di rumah Alm Ki Hadjar
Hardjo Oetomo). Dari konferensi itu lahirlah ide-ide yang cukup bagus, yakni SH
Terate yang semenjak berdirinya berstatus “Perguruan Pencak Silat” dirubah
menjadi organisasi “Persaudaraan Setia Hati Terate”. Selanjutnya Soetomo
Mangkudjajo diangkat menjadi ketuanya dan Darsono menjadi wakil ketua.
Tahun
1950, karena Soetomo Mangkudjojo pindah ke Surabaya, maka ketuanya diambil alih
oleh Irsad. Pada tahun ini pula Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah seorang tokoh
pendiri PSHT, mendapatkan pengakuan dari pemerintah Pusat dan ditetapkan
sebagai “Pahlawan Perintis Kemerdekaan” atas jasa-jasa beliau dalam perjuangan
menentang penjajah Belanda.
Memuat...
1 Response to “SEJARAH PSHT”
SALAM PERSAUDARAAN JA MAZ DRI
Q WE LOVE YOU MAZ
Berikan Balasan
halaman:

meta
januari
2015
|
||||||
S
|
S
|
R
|
K
|
J
|
S
|
M
|
|
|
|||||
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
19
|
20
|
21
|
22
|
23
|
24
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
31
|
|
blogroll
arsip
Pos-pos Terakhir
flickr photos
|
Follow
“PSHT 1922”

berikut ini adalah
deskripsi dan definisi makna dari lambang logo atau biasa disebut bet PSHT :
- Hati
Bersinar, melambangkan seseorang yang mampu memberi kebaikan untuk
orang-orang disekitarnya.
- Hati Putih
Bergaris Merah, bermakna cinta kasih ada batasnya.
- Tongkat
Yang Membujur Lurus Di Bagian Atas, memiliki arti bahwa sebelum malakukan
segala hal maka harus di awali dengan niat yang baik dan lurus.
- Persenjataan,
melambangkan sebagai orang PSHT harus mampu menjaga atau melindungi
dirinya.
- Pita Putih
Dengan Garis Merah Ditengah, berarti berani karena benar takut karena
salah.
- Terate,
bermakna dapat hidup dimanapun dengan situasi dan kondisi apapun.
- Bunga Pada
Terate antara lain kuncup (miskin), setengah mekar (sederhana), dan mekar
(kaya) yang mengandung maksud bahwa dalamPSHT tidak membeda0bedakan
siapapun orangnya.
- Persaudaraan
adalah hubungan batin antara sesama manusia yang sifatnya sam atau bahkan
melebihi dari saudara kandung sendiri.
- Setia
adalah jiwa yang tidak dapat dipisahkan dengan situasi dan kondisi apapun.
- Hati
adalah segumpal darah yang menjadi pusat dari pikiran dan perbuatan
manusia sehingga apabila hati itu baik maka semua akan menjadi baik dan
apabila buruk maka semua akan menjadi buruk.
- Setia Hati
adalah percaya pada diri sendiri berkiblat kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta yakin bahwa kekuatan tertinggi adalah pada Tuhan Yang Maha Esa.
- Sinar
Putih memiliki arti bahwa berlakunya hukum timbal balik atau hukum karma.
- Warna
Dasar Hitam melambangkan persaudaraan yang kekal abadi.
- Warna
Kuning melambangkan kejayaan orang SH Terate
- Bentuk
Segi Empat ( Empat Kiblat Lima Pancer ) yang bermakna bahwa dimanpun kita
berada maka kita harus tetap se-Setia Hati.
semoga
kita bisa memaknai dan mengamalkan yang telah kita terima pada jalan kebaikan
dan juga untuk kebaikan kita semua.
Salam
Paseduluran ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar